TIKUNGAN JATILENGGER SRENGAT BLITAR, APA DULUNYA ?
Tepatnya di tikungan poluhan jatilengger srengat-Blitar seputar tahun 1966 sebelum dan sesudahnya, apa dan bagaimana ceritanya. Pastilah bagi pendatang baru atau generasimuda sekarang ( 2011 ) tidak banyak mengetahui bagaimana bentuk tikungan dan ada apanya. Bentuk geografis telah berubah setelah letusan Gunung Kelud yang hebat pada tahun 1966 memuntahkan material lava panas yang menerjang dan meratakan pemukiman daerah poluhan sampai rumah-rumah hanya kelihatan atapnya ( wuwung ) saja karena terendam oleh lumpur material gunung kelud yang saat ini telah membuat lahan disini menjadi sangat subur karena kandungan material tersebut.Tidak ada bukti gambar maupun foto tapi cobalah membaca diskripsi sambil membayangkan kare tulisan ini berdasarkan kisah nyata dari penulis ( Recount on True Story )pada apa yang saya lihat di tahun 1966 dan sebelumnya. Pada malam hari kira kira pk.21.00 masyarakat panik, bersliweran hilir mudik, hiruk pikuk suara manusia, kondisi gelap karena belum ada listrik, yang ada lampu petromak dan obor dari minyak tanah dengan disertai thathit ( bunga api di langit ) menyambar-nyambar sangat mengerikan. Masyarakat bergegas lari dengan keluarganya sambil membonceng ternak, kambing, sapi, dan bekal lewat di depan rumah ku yang dipinggir jalan raya kauman ini ( sampai sekarang ). Tidak ada komunikasi dan informasi, hanya berdasarkan kebiasaan dan cerita rakyat, ternyata pada malam itu gunung kelud meletus hebat. Kemudian saya dan semua dulur-dulur ku bergegas lari dengan naik Cikar nya Pak Dasuki tetanggaku pedagang sapi ( Srengat Barat Telkom sekarang ) dengan memuat bulik saya yang hamil tua. Berhentilah di sebuah rumah yang tinggi utaranya SMPN 1 srengat rumahnya Pak Kaji Nur disinilah saya mengungsi di teras sedangkan orang-orang terus naik ke gunung pegat. Namun kemudian setelah sampai ditempat pengungsian , ternyata masih ada adik saya yang tertinggal tidur di rumah kemudian pulang mengambilnya. Banyak masyarakat menaiki ke puncak gunung menyaksikan lajunya lava dari kawah gunung kelud yang menyala-nyala. Waktu itu ilmu pengetahuan masyarakat masih sangat rendah, jadi mereka mengira bahwa api yang melaju itu adalah pasukan ghaib nya gunung kelud yang membawa obor menuntun arah jalannya air lahar, mana yang akan diterjang dan mana yang selamat. itu lah kepercayaan saya waktu itu karena terwarisi dari cerita rakyat.
Pada tengah malam muntahan lava sudah meluluh lantakan kawasan poluhan, rata tanah, bangunan hanyut, terendam, jalan srengat – Blitar putus. Membentuklah sungai yang sangat lebar sekali tepatnya ya di tikungan jatilengger tersebut yang sekarang dibangun Perumahan. Suara gemuruh lajunya lahar kedengaran sampai radius 3 km dan membludak sampai di perempatan Klampis Ireng Desa Bagelenan baratnya S M A Negeri Srengat. Esok harinya para pengungsi mulai pulang dan melihat lokasi lahar di poluhan. dan setelah itu masih terus terjadi banjir lahar dingin yang disebabkan air hujan yang membawa sisa-sisa material gunung kelud, jadi masih terus ada pengungsi dari kawasan selatan menuju ke utara yaitu di Sekolah-sekolah SD dijadikan tempat menungsi.
Dari semua cerita nyata diatas, lalu apa hubungannya dengan tikungan Jatilengger ? Yang jelas area itu dulunya adalah sebuah jurang yang curam sebelum tahun 1966. Tepat disinilah posisi sungai lahar yang sebenarnya dengan bentangan 300 m memutuskan jalan raya Srengat – Blitar. Sehingga para pemakai jalan harus menyeberangi waktu itu kendaraan nya Oplet, Truck, Dokkar, Cikar tapi sungainya tidak dalam . Maksimal pada usia kelahiran 1958 pasti ingat bagaimana kondisi tahun 1966. Karena dengan usia 8 tahun tentu sudah mampu mengingat dengan baik.
Pada tahun 2011 lokasi ini sudah berubah wajah telah menjadi real estate yang sebagian user nya adalah kalangan muda dan mungkin kurang mengetahui kondisi geografis dan historis di waktu sebelum tahun 1966. Justru mereka beruntung dan tenang bisa memiliki rumah karena tempatnya sangat strategis 8 km ke Blitar dan 4 km ke Srengat, jalurnya adalah termasuk jalan propinsi. Dengan majunya ilmu pengetahuan dan pola berfikir sekaligus bisa mencekal adanya suara-suara dan cerita miring berbau misteri dan mistik. Sebagian percaya sebagian tidak peduli meski banyak cerita-cerita aneh di lokasi ini. Kadang pula cerita tersebut dilebihkan yang seharusnya tidak perlu ditakutkan. Lain dengan masa sebelum tahun 1966, memang sangat mengerikan. Ada sebuah teori tentang alam “ FROM SOMETHING INTO NOTHING AND FROM NOTHING INTO SOMETHING “. yang berarti dari yang ada menjadi tidak ada, dan yang tidak ada menjadi ada, jadi kesimpulannya dari kita masing-masing apakah kita percaya atau tidak, kalau yakin ada berarti ya ada, kalau tidak berarti ya tidak ada. Tikungan ini dulunya adalah ada JURANG disebelahnya , tepat di lokasi perumahan yang sekarang ini. Dulunya jurang ini penuh tumbuhan, ada PRING ORI yang tinggi dan besar, ada sumber mata airnya, sebelah timurnya ada masjid kecil tapi rusak kena aliran lahar. Dari pandangan secara geografis tikungan ini adalah lokasi yang paling rendah sendiri dibanding yang lainnya, sehingga banjir gunung kelud memilih lokasi ini. Pada letusan tahun 1966 materialnya mengisi dan memenuhi jurang ini sampai datar rata tanah, sehingga jurang tidak ada lagi kelihatan tetapi masih kelihatan yang paling rendah sendiri. Beberapa bangunan rumah penduduk terendam endapan lumpur hanya kelihatan atapnya.
Pada tahun 1948 terjadi perisatiwa agresi Belanda, terjadi contra antara pejuang dengan belanda juga dengan anthek nya. Tentulah ada kontak fisik pembunuhan dan kematian, beberapa korban diantaranya juga ada yang dibuang ke jurang. Pada tahun 1965 terjadi peristiwa politik dan tragedi kemanusiaan dimana membawa korban banyak sekali sampai ke desa-desa. Konon menurut cerita rakyat tempat itu juga dijadikan lokasi eksekusi. Dikala itu bila mendengar kata-kata ” POLUHAN ” kesannya sangat angker dan sangar. Lain hal nya dengan sekarang Poluhan berubah menjadi daerah bisnis dan investasi yang luar biasa. Bila saat ini terdengar cerita-cerita yang aneh-aneh , maka wajarlah kare lokasi tersebut terkenal angker ( menurut keterangan dari nara sumber yang lahir pada tahun 1912, 1926, 1936, 1940 ) mereka ini tidak lain adalah orangtua dan bulik-bulik saya.
Ada beberapa peristiwa yang sangat jelas faktanya yang mewarnai riwayat tikungan ini, yaitu jaman perjuangan kemerdekaan waktu Jepang masuk tahun 1942, Jaman kemerdekaan 1945, jaman agresi Belanda 1948, Jaman G 30 S tahun 1965 – tahun 1968 pembersihan dan peristiwa terakhir tahun 1984 Petrus. Diantaranya ada letusan Gunung Kelut tahun 1951 dan letusan tahun 1966 berjarak 15 tahun. Kemudian meletus lagi tahun 1990 hari sabtu wage pk. 14.00 siang, dan terakhir meletus tahun 2007 yang hanya mengeluarkan sisa-sisa material tahun 1990 dan membentuk KUBAH LAVA ( LAVA DOME ).
Daerah ini banyak diincar oleh investor lokal untuk berbagai bisnis, perkebunan nanas, centra ternak ayam dan lain-lain. Dulunya setelah letusan tidak begitu banyak yang menyukai, disini pula telah didirikan komplek prostitusi sekitar tahun 1975 dengan lokasi yang menyolok dari jalan raya, tapi karena di Desa Bagelenan didirikan sekolah S M A Negeri Srengat pada tahun 1983 yang lokasinya berdekatan, maka komplek prostitusi digeser ke selatan sehingga tidak kelihatan. Pada saat ini tahun 2011 komplek prostitusi Poluhan secara resmi dinyatakan ditutup dan pada bulan desember 2011 bangunan mulai dirobohkan, dan rencananya dengan pemilik tanah akan dihibahkan menjadi sebuah Mushola. Pada waktu letusan gunung Kelud tahun 1990 dan 2007, waktu masyarakat benar sangat cemas karena trauma pada letusan tahun 1966, ternya letusan tahun 1990 yang di produksi gunung Kelud adalah berupa material batu, koral , pasir dan debu, tapi waktu itu semua sudah total lari dari kawasan tersebut. Karena disitu sudah terbentuk secara alami sebuah sungai aliran Gunung Kelud, jadi semua mengira pasti letusan akan melewati lagi sungai ini. Menurut data-data letusan Gunung Kelud yang tercatat dalam sejarah :
1. Tahun 1000 awal kerajaan Kediri
2. Tahun 1311 Masa kerajaan Majapahit dengan rajanya JAYANEGARA.
3. Tahun 1334 Masa kerajaan majapahit dengan rajanya TRIBUWANA TUNGGA DEWI
4. Tahun 1376 Masa kerajaan majapahit dengan rajanya HAYAM WURUK
5. Tahun 1385 Masa kerajaan Majapahit dengan rajanya WIKRAMA WARDHANA
6. Tahun 1395 Masa kerajaan Majaphit – Wikrama Wardhana
7. Tahun 1411 masa kerajaan Majapahit – Wikrama Wardhana
8. Tahun 1451 Masa kerajaan Majaphit – raja Brawijaya ( Kerta Bumi ).
9. Tahun 1462 masa kerajaan Majapahit hampir runtuh ( Sirna Ilang Kertaning Bumi 1400 = 1478 M ) berbarengan dengan jaman Wali Songo
10. Tahun 1481 Masa majapahit – Wali Songo – Kerajaan Demak.
11. Tahun 1586 Masa Kerajaan Pajang – Joko Tingkir dan awal Mataram Islam
12. Tahun 1826 Masa Perang Diponegoro tahun 1825 – 1830
Pada Masa Penjajahan Hindia Belanda telah meletus :
13. tahun 1835
14. Tahun 1848
15. Tahun 1869
16. Tahun 1875
17. Tahun 1901 pada tahun ini letusan gunung kelud menandai lahirnya tokoh paling terkenal yaitu S O E K A R N O lahir di Surabaya 6 Juni 1901 yang nama asli nya adalah K O E S N O.
18. Tahun 1919 letusan gunung kelud yang hebat pada tengah malam Pk. o2,00 telah membuat Blitar jadi latar sampai air masuk ke Alon-Alon masuk terus ke Pendopo Utama Bupati.
19. Tahun 1951 letusan Pasir
20. Tahun 1966 Letusan berupa air panas dan banjir dingin.
21. 1990 Letusan berupa Pasir dengan radius 60 km pada hari Sabtu Wage tgl. 10 Pebruari 1990 pk. 14.00 siang hari tapi seperti malam gelap.
22. Tahun 2007 Letusan berupa material batu-batuan besar yang akhirnya membentuk Kubah Lava menutupi dan menyumbat total kawah air Gunung Kelud.
23. Cepat atau lambat pasti akan masih terjadi lagi, karena Gunung Kelud belum mati tapi lagi tidur.
Jelas sekali data dan faktanya mengapa ada sebuah negara yang sangat besar sekali berkuasa hampir 200 tahun ( Mulai tahun 1294 sampai dengan 1478 ) bisa runtuh lenyap ditelan bumi. Majaphit dan Gajah Mada adalah asset sejarah bangsa Indonesia yang termegah sampai detik ini belum ada pemerintahan manapunyang menandingi kejayaannya. Mengenggam kekuasaan sampai ke manca negara, tapi kenapa bisa runtuh dan lenyap hampir tanpa bekas, untung ada sebuah kitab NEGARA KERTAGAMA dan Kitab PARARATON YANG DIKAJI DAN DITELITI OLEH PARA AHLI SEJARAH BANGSA bELANDA WAKTU ITU.
Kalau dicermati data diatas sebuah jaman yang paling banyak mengalami musibah letusan Gunung Kelud adalah Jamannya Kerajaan Majaphit, oleh karena itu Majapahit pada jaman Tribuwana Tungga Dewi Ibunya Hayam Wuruk ) membangun tempat sesajian ritual kepada Dewa yaitu sebuah Candi terbesar karya Majapahit CANDI PENATARAN yang bertujuan memohon keselamatan kepada Dewa Gunung yang kerap kali meletus. Sehingga ditentukan dan dipilih lokasi di arah selatan Gunung Kelud karena lokasi ini adalah lokasi yang paling sering dilanda akibat letusan Gunung kelud.
Jelas ada beberapa kemungkinan kuat Negara semegah ini bisa runtuh :
1. Sering dilanda bencana alam
2. Konflik internal dari keluarga bangsawan dalam perebutan tahta.
3. Perang saudara “PAREGREK” 1400 – 1405 ( 5 tahun ).
4. Tidak adanya tokoh negara sekelas dengan Gajah Mada.
5. Revolusi adanya agama baru
6. Berdirinya kerajaan islam yang pertama dengan rajanya R.PATAH putra dari raja Brawijaya Majapahit.
7. Semua bangunan peninggalan Majapahit terpendam, lapuk, dijarah, untuk pemukiman, dijual, banyak patung yang dirusak.
Buka situs http://srengathistory.org akan lebih lengkap memahami sejarah Blitar dan maknanya. JAS MERAH : Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, kata Bung Karno
Posted
in Uncategorized
Leave a comment